Desa Beusi adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka , Desa Beusi , Penulis pertama kali mendengar Desa Beusi adalah ketika waktu SMP (SMP N 1 Leuwimunding 2004/2005) , ketika itu ada seorang guru yang berasal dari Beusi , tepatnya blok Pesantren Desa Beusi , Beliau Bernama Pak Guru Iding , beliau mengajar Matematika , beliau memperkenalkan diri , bahwa beliau berasal dari Beusi , Kecamatan Ligung , Yang tersirat dalam pikiran saya , nama Desa ini unik dikarenakan bernama Desa Beusi . Pada tahun 2009 pertama kali menginjakan kaki di Desa tersebut di Beusi ketika mengantar acara pernikahan . Akses Jalan yang dapat ditempuh yaitu dari POM Bensin Ciborelang Jatiwangi Ke arah Utara , atau dari barat melalu jalan Lanud Sukani ke sebelah Kanan .Dikarenakan Kepo dan ingin tahu bagaimana asal usul Desa Beusi maka beginilah asal usul Desa Beusi Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
Pada abad Ke 14 atau 1404 - 1440 M , Berdirilah Desa Leuwitingting , Desa yang berdiri di pinggiran Sungai Cikeruh yang pada saat itu berada pada Kesultanan Cirebon .Desa Leuwitingting dikepalai oleh seorang yang gagah sakti , Beliau bernama Raden Haji Jafar Sidiq yang memerintah selama 36 tahun yakni dari tahun 1404 s/d 1440 M . Pada saat itu Beliau disebut Kuwu , dan untuk membantu dalam menjalankan roda pemerintahan Kuwu Raden H Jafar Sidiq dibantu oleh seorang Lebe yang bernama Maryam , pada saat itu Desa Leuwitingting memiliki batas wilayag yakni
dari :
Sebelah Utara : Desa Cadang Pinggan
Sebelah Timur : Plered
Sebelah Selatan : Desa Patuanan
Sebelah Barat ; Desa Pajagan
H Jafar Sidiq memerintah selama 36 tahun Desa Leuwitingting menjadi makmur dan sejahtera , yang mana pemeluk desa tesebut memeluk beberapa agama seperti , Animisme , Hindu , Budha dan Islam .Maka dari itu H Jafar Sidiq membuat sebuah bedug dari pohon sidagori yang mana konon suaranya terdengar sampai Cirebon , dengan media Bedug tersebut Beliau menyiarkan agama islam . Bedug yang terbuat dari Pohon Sidagori pun bergema dan sampai terdengar sampai telinga Gusti Sinuhun Cirebon , maka beliau mengutus Syeh Bentong untuk meminta bedug tersebut ke Desa Leuwitingting , maka H Jafar Sidiq mengizinkan Syeh Bentong untuk membawa Bedug tersebut ke Cirebon , hingga kini Bedug tersebut dinamakan Bedug Sidagori yang sekarang berada di Keraton Kasepuhan.
Desa Leuwitingting terkena wabah hama yang terjadi kurang lebih di tahun 1440 M , dimana menyerang padi dan Palawija .Dan berita ini akhirnya sampai ke Gusti Sinuhun Cirebon yang membuat Gusti Sinuhun langsung memberikan bantuan kepada rakyat Desa Leuwitingting . Beliau membawa pedati dengan ber isi kan barang - barang yang dibutuhkan masyarakat Leuwitingting , namun ketika ditengah perjalanan menuju Desa Leuwitingting , pedati beliau mengalami masalah yakni rodanya terjerumus kedalam parit , dan membuat perjalanan terhambat .Tempat kejadian tersebut berada di Desa Kedondong atau sekarang bernama Desa Sukawera Kecamatan Ligung .Akhir Gusti Sinuhun Cirebon meminta bantuan terhadap H Jafar Sidiq untuk mengangkat pedati tersebut dari parit , sebelum kedatangan H Jafar Sidiq secara kebetulan datanglah rurah Desa Kedondong bernama Kimertabumi datang membantu Beliau .Datanglah H Jafar Sidiq untuk mengambil obat penangkal hama dari Gusti Sinuhun Cirebon .
Setelah Kejadian tersebut H Jafar Sidiq diberi gelar Pangeran Nalabaya / Abdi Negara , sementara Rurah Kedondong Kimertabumi diberi gelar Jiwantaka yang berarti Orang yang berjiwa besar taat dan patuh terhadap pemimpin.
Tahun 1463-1475 .Dikarenakan sering terkena hama Gusti sinuhun memerintahkan Kuwu Leuwitingting agar Desanya dipindahkan ke Alas Gandok .Dialas Gandok itulah dibangun Balai Desa dan Mesjid .Mesjid dihulu dayeuh dibangun Padepokan Karapyak dan Sumur . Namun dalam penggalian sumur tersebut didalamnya ditemukan Besi yang melintang didalam sumur.Dan semenjak itu sumur itu diberi nama Sumur Beusi . Setelah kejadian tersebut Pangeran Nalabaya dan sesepuh tersebut untuk mengganti Desa Leuwitingting menjadi Desa Beusi
Setelah itu dilanjutkan oleh :
- 1448-1457 = E.B GELOK
- 1457-1463 = E.B KEMUS putra E.B Nalabaya 1
- 1463-1475 = Buyut Margapati
- 1475-1482 = Buyut Wanapati
- 1482-1490 = Buyut Maskinem
- 1490-1496 = Buyut Nemboy
- 1496-1504 = Buyut Sawinem
- 1504-1512 = Buyut Dawisem
- 1512-1521 = Buyut Kanem
- 1521-1527 = Buyut Jiblug
- 1527-1535 = Buyut Daisah
- 1535-1542 = Buyut Karsidah
- 1542-1551 = Buyut Kanisem
- 1551-1562 = Buyut Betok
- 1562-1570 = Buyut Karsijem
- 1570-1577 = Buyut Narisem
- 1577-1585 = Buyut Manisem
- 1585-1596 = Buyut Abas Seyong
- 1596-1609 = Abah Sanidin
- 1609-1618 = Buyut Kamer
- 1618-1625 = Buyut Sayidin
- 1625-1633 = Buyut Nursidah
- 1633-1641 = Buyut Yamad
- 1641-1653 = Buyut Nasem
- 1653-1664 = Buyut Walir
- 1664-1675 = Buyut Kasjam
- 1675-1684 = Buyut Kamud
- 1684-1690 = Buyut Salu
- 1690-1715 = Buyut Karsijam
- 1715-1727 = Buyut Rakem
- 1727-1741 = Buyut Nanggo
- 1741-1754 = Buyut Marsan
1741 - 1766 Desa Beusi dipindahkan dari Hulu dayeuh ke Blok Kelenting dekat Kampung Pilang ( sekarang termasuk ke Wilayah Gandawesi )
- 1766-1781 = Bpk Kasmijan
- 1781-1795 = Bpk Saimbar
- 1795-1818 = Bpk Sawijan
- 1818-1821 = Bpk Jayim Suralaksana
- 1821-1849 = Bpk Miskem Sura
- 1849-1862 = Bpk Resi Raksa Guna
- 1862-1876 = Bpk Memed Yudalaksana
- 1876-1909 = Bpk Asjem Suradilaga
- 1909-1912 = Bpk Marmah
- 1912-1935 = Bpk Sumi
- 1935-1938 = Bpk Marsai
- 1948-1951 = Bpk Sapta
- 1951-1955 = Bpk Rasjam
- 1955-1959 = Bpk Sakaya
- 1959-1962 = Bpk Caswa
- 1962-1973 = Bpk Talim Suryam
- 1983-1993 = R Madhasim
- 1993-2008 (2 periode) = Bpk Dadang Agus Rana
- 2008-2014 = Bpk Eeng Taam
- 2014-2019= Bpk Regi
- 2019-2025 = Bpk Uus Usman