Pada syahdan dahulu kala , menurut cerita yang telah turun -temurun berlangsung bahwa dalam rangka penyebaran agama islam di Tatar sunda , khususnya wilayah Cirebon bagian barat,Syeh Syarif Hidayatullah berunding dengan Embah Kuwu Sangkan,atas nama Pemerintahan Kesutanan Cirebon memerintahkan Syeh Syarif Arifin untuk menyebarkan ajaran islam ke daerah-daerah yang masih memeluk Animisme dan ajaran sesat lainnya.Hingga pada suatu saat tibalah beliau disuatu tempat yang letaknya diapit sebuah sungai besar dan sungai Kecil .Waktu itu Syeh Arifin masih muda kemudian ditempat baru tersebut Syeh Arifin tinggal bersama sepasang suami istri yaitu Ki Buyut Mansyur dan Ibu Milah. Setelah menceritakan maksud tujuan dan kedatangannya, Syeh Arifin mohon bantuan Ki Bagus dan isterinya .Sepasang suami istri ini yang merupakan sesepuh di wilayah iu menyambut baik niat baik dan kedatangan tamunya itu.
Akhirnya Syeh Syarif didampingi Ki Bagus Mansyur mendirikan sebuah Padepokan Pesantren , karena kesungguhan hati dan keuletan dalam menyebarkan agama islam , maka lambat laun padepokan ini makin berkembang dan para santrinya kian hari makin bertambah. Padepokan Pesantren yang terletak di Bobojong itu tumbuh ddan berkembang pesat berkat keja keras dan karya nyata, sehingga Syeh Arifin memberi gelar Ki Buyut Nyata kepada Ki Bagus Mansyur.Hal ini karena semua program yang dicanangkan menjadi kenyataan semua.
Setelah tinggaldan berada di Padepokan Pesantren Bobojong, maka menikahlah Syeh Arifin dengan Putri Ki Gedeng Kawung Anten .Tak lama berselang , lahirlah dari hasil pernikahan ini seorang putera laki-laki yang diberi nama Ki Waridah .Atas kehendak Yang Maha Kuasa setelah melahirkan bayinya , Puteri Ki Gedeng Kawung Anten meninggal dunia yang kemudian disusul dengan wafatnya Syeh Arifin.Setelah kematian kedua orang tuanya ,Ki Waridah diasuh oleh Kuwu Babakan Jambu.Dan setelah dewasa Ki Waridah ditikahkan dengan seorang putri Kuwu Babakan Jambu.
Pabrik Tahu Tempe Desa Cisambeng |
Alkisah , pada suatu hari ketika Ki Buyut Nyata sedang mengadakan pesta perkawinan anaknya yang pertama, yaitu ( Yang makamnya terletak disebelah barat Desa Buntu Kecamatan Ligung).Malam halnya diadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.Acara ini dihadiri oleh Syeh Syarif Hidayatullah uwanya Ki Waridah dari Cirebon.Saking asyiknya menonton pertunjukan wayang kulit Syeh Syarif Hidayatullah , Ki Waridah dan Ki Buyut Nyata dan para santrinya terlena dan kesiangan sholat Subuh , mereka sangat menyesal dan berdosa , lalu mereka mengodloi sholat Subuh yang terlewat tadi.
Setelah mengodloi shalat subuh iu lalu Ki Waridah mengajak Ki Buyut Nyata dan Syeh Syarif Hidayatullah makan , namun ternyata nasi yang ada hanya sepiring . Maka dibagilah tiga ambengan ( hidangan) . Agar peristiwa ini menjadi kenangan anak cucu dikemudian hari maka tempat padepokan Pesantren Bobojong atas persetujuan bersama diganti menjadi CISAMBENG.Yang diambil dari ucapan Ambengan / Hidangan .
Selanjutnya atas kesepakatan bersama pula Cisambeng dibagi menjadi tiga Wilayah , dengan bagian masing-masing mempunyai arti sebagaimana akan diceritakan dibawah ini :
- TANAH KASUCEN
Yaitu wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya pementasan wayang kulit yang mengakibatkan kesiangan sholat subuh. Tanah kesucen berarti tanah yang harus disucikan., batasnya dari makam hulu dayeuh sampai ujung muara.
Dan sejak itu dan sampai kapan saja diwilayah tersebut tidak diperbolehkan untuk mengadakan pertunjukan wayang kulit, wayang golek dan kesenian lainnya yang gamelannya terbuat dari perunggu.
- TANAH KAUNGSEN
Yaitu tanah dimana tempat kedatangan Syeh Syarif Hidayatullah pada saat menghadiri pernikahan putera pertama Ki Buyut Nyata . Wilayahnya meliputi / sama dengan wilaya kasucen.
- TANAH KABESEN
Yaitu wilayah yang diperbolehkan mengadakan pertunjukan kesenian yang menggunakan alat perunggu . Batanya meliputi Makam Hulu Dayeuh sampai Blok Jumat , Tegal Simpur dan Koja.
Sasak Gantung Penghubung Blok Koja dan Blok Muara |
Cisambeng pada waktu itu masih merupakan Cantilan dari Desa Jatiwangi , kemudian seiring perkembangan jaman dan pertumbuhan penduduk sekitar .Pada tahun 1804 dimekarkan dengan nama tetap yaitu Desa Cisambeng. Yang dipimpin oleh Kuwu /Kepala Desa dan di bantu oleh Perangkat Desa.
Susunan dan Rincian sejak Kuwu / Kepala Desa pertama - sekarang adalah sebagai berikut :
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
TAHUN
|
1 | Bapak Ngabeui | Kuwu | 1804-1824 |
2 | Bapak Tami | Kuwu | 1824-1855 |
3 | Bapak Arben | Kuwu | 1855-1865 |
4 | Bapak Supiah | Kuwu | 1865-1880 |
5 | Bapak Supiah | Kuwu | 1880-1885 |
6 | Bapak Dari | Kuwu | 1885-1915 |
7 | Bapak H.Tohir ( Encim) | Kuwu | 1915-1932 |
8 | Bapak Wira Atmaja | Kuwu | 1932-1936 |
9 | Bapak H. Anwar ( Badra) | Kuwu | 1936-1948 |
10 | Bapak Dayim | PJS | 1948-1949 |
11 | Bapak Rasta | Kuwu | 1949-1966 |
12 | Bapak Darwin | PJS | 1966-1968 |
13 | Bapak Darwin | Kuwu | 1968-1975 |
14 | Bapak Rusdi | PJS | 1975-1977 |
15 | Bapak Tjarsa Samadireja | Kades | 1977-1986 |
16 | Bapak Salim Junaedi | PJS | 1986-1988 |
17 | Bapak R. Adnawi | Kades | 1988-1998 |
18 | Bapak H. Sakri | Kades | 1998-2008 |
19 | Bapak Bambang Solendra , SH.,M.Kn | Kades | 2008-2014 |
20 | Bapak Iis Iskandar,S.IP. | PJS | 2014-2015 |
21 | Bapak Eros Surjadiningrat,S.Pd. | Kades | 2015-2021 |
22 | Bapak Dede Radianto | Kades | 2021- 2027 |
3 Responses to "Asal Usul Desa Cisambeng Kec. Palasah Kab. Majalengka"
Mantap sejarahnya
Mantap sejarahnya
Mantap jadi tau tentang sejarah desa cisambeng
Post a Comment