Tahun 1529 pertempuran dihentikan untuk menghormati dan menghargai wafatnya Putra Prabu Jayadewata yaitu Prabu Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana atau Mba Kuwu Sangkan.
Tahun 1530 , pasukan gabungan cirebon menyerang Kerajaan Talaga sebagai benteng terakhir kerajaan Galuh Kawali..Pasukan Kerajaan Galuh Kawali menyerah tanpa syarat. Prabu Brataningrat (1529-1530),Putra dari Jayadiningrat yang kemudian ditarik ke Pakuan Pajajaran sebagai Menteri Istana Penghubung Negara.Prabu Pakuan Pajajaran sebagai menteri Istana Penghubung Negara . Prabu Brataningrat, tak sempat menggunakan jabatannya setelah kalah perang di Talaga dengan Cirebon tahun 1530.
Kemudian Cirebon menurunkan status Kerajaan Galuh Kawali menjadi Keadipatian maka terjadi perubahan dalam pemerintahan . Keluarga turunan Prabu Niskala Wastu Kencana sudah tidak memegang lagi kekuasaan di Kawali .
Dan selanjutnya dijabat oleh utusan Cirebon , diantaranya yaitu :
1. Pangeran Bangsit (1571-1592)
2. Pangeran Usman (1592-1643)
3. Dalem Adipati Singacala (1643-1718)
Sementara Kerajaan Talaga dibiarkan dengan statusnya sebagai kerajaan , Karena Prabu Pucuk Umum tak memberikan perlawanan adapun prajurit yang bertempur diwilayah Kerajaan Kerajaan adalah prajurit Kerajaan Galuh Kawali dan Sisa pasukan Kerajaan Pajajaran.
Terlebih rakyat Talaga lebih dahulu sudah banyak menganut agama islam dan hidup toleransi dengan agama yang berkembang sebelumnya di Talaga.
Demikian juga halnya dalam menghadapi kenyataan Prabu Pucuk Umum beserta keluarga masuk islam termasuk putra Mahkota mereka pangeran Aria Kikis.
0 Response to "Kerajaan Galuh vs Cirebon"
Post a Comment