Sikap Sunan Muria Terhadap Adat Kesenian Jawa

Sikap Sunan Muria Terhadap Adat Kesenian Jawa
    Sunan Muria atau Raden Umar Said . Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dari Dewi Saroh , Beliau adalah pencipta gending Sinom dan Kinanti.Daerah Dakwahnya disekitar Gunung Muria , Pantai Utara , Jepara , Pati ,Juana dan Kudus.
    Selamatan atau Kenduri / Kenduren adalah upacara selamatan yang dilaksanakan menjelang jenazah si mati diberangkatkan ke kuburan . Ada yang dilaksanakan sesudah menguburkan mayat (tahlilan orang sunda biasa menyebutnya).Jaman dahulu (Hindu Budha Animisme dan Dinamisme) kalau saja ada orang yang meninggal pihak keluarga dirumah akan menyediakan sesaji dikuburan.Ada Istilah Selamatan:
  1. Ngesur tanah (Kenduren setelah tiga hari mengubur jenasah)
  2. Nelung Dinani (Kenduren setelah tujuh hari mengubur jenasah)
  3. Matang Puluh
  4. Nyatus Dino
  5. Mendhak Pisan 
  6. Mendhak Pindho
  7. Nyewu ( seribu hari mengubur jenasah)
    Adat istiadat tersebut sangat sukar dihilangkan begitu saja . Maka Sunan Muria memberinya warna Islam . Dengan demikian tidak terjadi kontradiksi didalam masyarakat . Warna islam yang dimaksud adalah yang sekarang disebut dengan tahlil, yaitu niatnya bersedekah untuk si mati dengan membacakan kalimat Tayyibah dan ayat-ayat al-quran . Ini dimaksudkan untuk mengganti doa dan mantra yang biasa diucapkan para pendeta, sedang pahalanya dibrikan kepada orang mati.
    Kalau acara selamatan itu langsung dihilangkan atau diberantas raktyat pasti marah karena mereka masih belum mengerti dengan dalam syariat dan aqidah islam yang sesungguhnya.Maka selamatan boleh tetap diadakan namun upacara membakar kemenyan dan membuat sesajen dihilangkan .Diganti dengan bacaan dzikir dan ayat-ayat Al-Quran serta sholawat nabi.Demikian pula adat selamatan bila si ibu mengandung maupun melahirkan bayi . Hal itu diberi warna islam . Biasanya dengan cara membaca sholawat nabi 
    Terhadap kesenian Jawa , Sunan Kalijaga tidak antipati demikian pula Sunan Muria , Bahkan Beliau orang yang paling keras mempertahankan kesenian jawa agar tetap berlangsung dan bahkan bisa digunakan sebagai media dakwah.Memang tidak semua kesenian jawa bisa dikompromi atau diberi warna islam.Tapi setidaknya ada tiga macam kesenian yang masih bisa dipertahankan untuk menyiarkan islam itu sendiri.Kesenian yang dimaksud adalah 
  1. Tembang
  2. Gending 
  3. Wayang Kulit


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sikap Sunan Muria Terhadap Adat Kesenian Jawa"