Cara Membuat Genteng / Kenteng Jatiwangi Majalengka



Zaman  now ,umumnya rumah zaman sekarang atapnya sudah memakai genteng , beda lagi dengan zaman baheula (dahulu) yang umumnya atapnya menggunakan daun kiray (alang-alang), daun kelapa,atau eurih hasil diikat atau dianyam.Atap menggunakan genteng telihat lebih rapi dan awet. Sebab itu , dizaman sekarang , yang dari mana saja yang mendirikan rumah dan bangunan lainnya , genteng sangat dibutuhkan sekali , disetiap toko material pasti mengadakan genreng untuk dijual.
Di daerah Jatiwangi , Industri , genteng tumbuh dngan pesat . Hasil produksinya dipasarkan ke daerah luar Jatiwangi , dan tidak hanya didaerah Jawa Barat saja bahkan keluar Pulau Jawa.Teknologi yang digunakan dalam proses membuat genteng Jatiwangi ada beberapa jenis .yakni:
  1. Teknologi basajan / tradisional
  2. Teknologi Madya /perpaduan tradisional dan modern
  3. Teknologi Modern
Sahabat blogger kita kenalan satu per satu dengan proses pembuatan genteng :
  • Pertama yaitu kumpulkan tanah lempung / tanah liat untuk bahan dasar
  • Olah bahan tadi menjadi likeut / legit/lengket
  • Kemudian cetak dengan bentuk genteng dari kayu atau menggunakan cetakannya 
  • Setelah selesai dicetak kemudian mengeringkannya dengan cara dijemur
  • Setelah kering kemudian dibereskan dan dibawa ke tungku 
  • Kemudian di bakar 
  • Setelah dibakar, memilih genteng yang habis dibakar ,dari yang bagus dan yang retak ( masyarakat Majalengka menyebutnya kereweng).
Tanah yang sudah liket / legit biasanya diaduk ditempat khusus , alat yang digunakan juga biasanya menggunakan cangkul, singkup dan lain-lain,Bagusnya waktu menggali harus dengan mengaduk rata lahan yang lain., supaya bekas tadi menggali bisa dijadikan sawah , Biasanya bekas menggali dilarang sampai logak menjadi kolam dikarenakan  nantinya bisa jadi tempat nyamuk berkembang - biak.

Bahan dari hasil menggali tadi dibawa ke lio (pabrik genteng) , ditumpuk diluar biar kepanasan dan keibunan (terkena air embun) .Dengan cara itu , bahan dasar tersebut akan hancur sendirinya . Sesudah itu diolah .

  1. Pertama tanah yang sudah tercampur liket / lengket direndam semalam , dengan campuran pasir dan semen merah 
  2. Biasanya perbandingannya 8:1:1 , maksudnya . tanah liket/lengket delapan bagian , pasir satu bagian , dan semen merah ,masing-masing satu bagian
  3. Cara yang digunakan pada umumnya yaitu diluluh / ditincak - tincak , sedalam ditincak      sambil ditaburi pasir dan semen.
  4. Kemudian diudak-aduk dibulak-balik pakai cangkul
  5. Dimana sudah liket di iris-iris dengan kawat . Jika ada pasir yang kasar maka sebaiknya dibuang.
  6. Sesudah itu adukan yang sudah matang atau rata bahan yang diaduk tadi maka dibuatlah plat tebalnya kurang lebih 1,5 cm .Setelah dicetak maka , plat yang masih lembek terus diangin-anginkan
  7. Kalau Plat sudah kering , terus dicetak , sebelumnya , cetakan genteng yang basah ditaburi dulu semen .tangan kiri -kanan memegang ujung plat, sambil sigeserkan menutupi cetakan
  8. Dikarenakan cetakannya melengkung . plat harus ditekan dengan hati-hati supaya bisa pas dengan cetakan
  9. Sewaktu genteng di cetakannya sudah membentul serta sudah di kupingan , atasnya diusap diratakeun make karet .
  10. Ketika mengeluarkan genteng dari citakan harus dengan hati-hati harus diangkat dengan cetakannya.Ketempat yang diangin-angin ,cetakan diberdirikan ,bagian yang ada telinganya dibagian bawah , bagian tengah ditahan oleh kayu atau bambu
  11. Sesudah diangin-angin , kemudian dijemur
  12. Mengangkutnya juga harus hati-hati,sebab takut rusak atau rubah bentuknya, kalau genteng sudah agak kering , biasanya bisa dijemur dengan cara ditidurkan.
  13. Kalau sudah kering 100 % maka selanjutnya dibawa ketungku , dan cara menyusunnya tidak sembarangan , yang menyusunnya harus orang-orang sabar , kalau ga sabaran mungkin acur semua hehehehe(memberekannya harus sama jarakna , berdirinya jangan sampai miring)
  14. Dan tungkunya juga jangan sampai tertutup , sebab nanti hasilnya pembakaran genteng tidak akan sama matangnya , serta bakal banyak yang item gosong lantaran asapnya.
  15. Sesudah genteng disusun, pintu tungku ditutup , terus diplester kucampuran tanah dan pasir, perbandinganana 6:4 .Biasa digunakan adalah tungku bak , biasa kayu bakarnya adalah kayu dan mpas padi, ampas kayu , dan dedaunan , sedangkan sekarang ada yang menggunakan minyak tanah atau solar . Alat untuk pembakaran memakai minyak tanah atau solar yaitu kompor brander atau pipa
  16. Seumpama sudah beres , tungku  pertama dinyalakan sedikit-sedikit,sesudah asapnya agak merah , api kemudian dibesarkan , sampai lebih dari 600 derajat celcius , dari situ api dibesarkan sampai selesai pembakaran , yang lebih bagus pada saat pembakaran dipasang tetengger dari keramik ngarana pancang seger . Ini alat titik leburnya sudah jinak , upamanya pancang seger nomer 05a , bakal melengkung dina temperatur 1000 derajat celcius ,maksudnya genteng bakal matang di termperatur itu.
  17. Sesudah api padam , tungku bakal lambat laun menjadi dingin , temperaturnya bakal turun nepi ka 60 derajat celcius di didalam sehari semalam.Umpamanya sudah dingin genteng bisa dikeluarkan dari tungku.
  18. Sesudah itu hatus dipilih , diteliti , apa ada yang retak , ngentring tidak suaranya , lemes tidak permukaannya, dan rata tidak warnanya.

Biasanya produsen genteng memilah milih hasil produksinya dasarnya pada ketentuan  yang tadi ditata, tapi lebih bagusnya harus pada dasar SNI  (Standar Nasional Indonesia). Untuk mengujina 
harus bekerja sama dengan Balai Penelitian Keramik Bandung.

Berikut ini gambar  proses pembuatannya:











 


 

















Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Membuat Genteng / Kenteng Jatiwangi Majalengka"