".....Si Budi kecil kuyup menggigil
Menahan dingin tanpa jas hujan
Disimpang jalan Tugu Pancoran
Tunggu pembeli jajakan koran
Menjelang magrib hujan tak reda
Si Budi murung menghitung laba
Surat kabar sore dijual malam
Selepas isya melangkah pulang...."
Sepuluh tahun yang lalu , begitu penggalan lirik lagu yang kudengar sore di Stasiun Purwakarta dari handphone Si Pedagang makanan ringan dan minuman yang mangkal didalam Stasiun , lagu tersebut membuatku baper karena jam 17.30 belum pulang ke kontrakan , di Gang Manggis Kebon Kolot Purwakarta . Hujan lebat tak kunjung reda para penumpang kereta pun sudah pada naik, mau pulang hujan dan petir masih belum henti , lagi pula Saya tidak bawa payung , terasa seperti menjadi si Budi kecil , kalau Budi tukang koran , kalau Saya Tukang Kredit 1000 yang kemalaman karena hujan lebat . Demi satu impian kubertahan meskipun lemas jariku, tapi masih terkepal untuk menghancurkan karang penghalang impianku.
Sore Tugu Pancoran , itulah lagu yang kudengarkan kala hujan di Stasiun Purwakarta , lagunya sedih tentang seorang anak kecil pedagang koran , yang menggigil kedinginan diwaktu hujan , yang menunggu pembeli datang , demi menyambung hidup dan biaya sekolah , Budi hidup didua sisi dimana sehabis sekolah dia berjualan koran .Patung Pancoran menjadi saksi pilu si Budi kecil diatas keramaian Ibu kota .Ingin rasanya selain saksi pilu si Budi , andai Patung Pancoran mengutarakan isi hatinya banyak lagi cerita tersimpan dibalik kokohnya patung Pancoran , sedikit cerita dibalik berdirinya Patung Pancoran.
Patung Pancoran adalah nama lain dari Monumen Patung Dirgantara ,letak monumen ini dikawasan Pancoran , Jakarta Selatan . Tepat di komplek Perkantoran Wisma Aldiron Jakarta Selatan yang dulunya merupakan Markas Besar TNI AU .Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Berat Patung Pancoran ini 11 Ton dan terbuat dari perunggu .Sementara tinggi patung itu sendiri adalah
11 Meter dan kaki patung tersebut mencapai 27 Meter . Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964-1965 dengan bantuan Arca Yogyakarta . Sementara itu prosese pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan IR.Sutami sebagai arsitek pelaksana . Sempat mengalami keterlambatan pengerjaannya dikarenakan ada peristiwa G30S/PKI ditahun 1965.
11 Meter dan kaki patung tersebut mencapai 27 Meter . Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964-1965 dengan bantuan Arca Yogyakarta . Sementara itu prosese pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan IR.Sutami sebagai arsitek pelaksana . Sempat mengalami keterlambatan pengerjaannya dikarenakan ada peristiwa G30S/PKI ditahun 1965.
Biaya seluruhnya pembuatan Patung Pancoran atau Patung Dirgantara adalah 12 Juta Rupiah ketika tahun 1964, Rancangan Patung Pancoran ini berdasarkan atas permintaan Presiden pertama Ir. Soekarno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara . dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan , bangsa Indonesia mengandalkan sifat -sifat jujur ,berani dan bersemangat.
Edhi sunarso
Ciri-ciri Manusia besar terletak pada peninggalannya .Manusia besar dengan gagasan besar .Dalam beberapa hal , Bung Karno memenuhin kriteria itu . Ajarannya Marhaenisme , penemuan ideologi Pancasila, serta semangat kebangsaan , setidaknya masih bisa kita rasakan hingga detik ini , meskipun Bung Karno telah wafat namun jejak-jejak peninggalan dan karya besar Bung Karno bergeming dari gerusan zaman.
Ide-ide Bung Karno dan gagasan berupa isme , ajaran , spirit dan nilai-nilai sosial dan politik , Bung Karno mewariskan monumen-monumen ,Beliau menggasakan pembangunan Mesjid Istiqlal yang Beliau targetkan lebih kokoh dan kuat melebihi kekokohan Candi Borobudur . Beliau merancang tugu Selamat Datang di Bundaran HI yang menjadi icon Ibukota . Beliau juga mendirikan Tugu Irian Barat di Lapangan Banteng serta mengobarkan api semangat bangsa Indonesia melalui Patung Dirgantara di Pancoran . Nah , yang tersebut , adalah fokus tulisan ini . itulah peninggalan-peninggalan terakhir Bung Karno .Digagas tahun 1965 , saat matahari kekuasaannya sudah condong ke barat.Edhi Sunarso diberikan kehormatan dari Presiden pertama untuk mengerjakan pembuatan Patung Dirgantara, Edhi Sunarso adalah pematung kesayangan Bung Karno . Edhi Sunarso pula ditunjuk dalam pengerjaan pembuatan Patung Selamat Datang di Bundaran HI.
Edhi hatinya sempat ragu-ragu , galau , bimbang ketika mendapat instruksi Bung Karno, sebagai seniman patung Edhi belum pernah membuat patung dengan bahan perunggu.Sementara Bung Karno jelas , Beliau menghendaki patung dengan bahan perunggu.
Saat raut wajahnya sulit menyembunyikan perasaan hatinya , Bung Karno segera paham . Maka berkatalah Bung Karno kepada Edhi " Hei Edhi , kamu punya rasa bangga berbangsa dan bernegara tidak ? Apa perlu saya menyuruh seniman luar untuk mengerjakan monumen dalam negeri sendiri ? saya tidak mau kau coba-coba , kau harus sanggup".
Waktu satu minggu yang diberikan Bung Karno , dijawab tuntas oleh Edhi dengan mengumpulkan teman-teman pematung di Yogya , dan mewujudkan harapan Bung Karno dalam replika yang terbuat dari gypsum . Gaya melambaikan tangan layaknya orang menyambut kedatangan sahabat , diperagakan Bung karno . Gaya itu pula yang kemudian menjadi model pada patung Tugu Selamat Datang di Bundaran HI.
Beda lagi kisah Patung Dirgantara , Pancoran . Proyek ini sempat mandet alias mangkrak atau terhenti . Peristiwa G30S/PKI adalah pemicu terancam gagalnya pembuatan patung ini . Bung Karno menghadapi hantaman dari dalam negeri .Beliau didemo nyaris tiap hari , klimaksnya adalah penolakan MPRS atas pertanggungjawaban Bung Karno , terhadap peristiwa pemberontakan PKI tadi, buntutnya sam-sam kita ketahui , Bung Karno dilengserkan dan Soeharto diorbitkan.
Nasib Patung Dirgantara yang digagas Bung Karno sebagai simbol semangat bansa bangsa , terombang-ambing .Meski begitu , Bung karno bukan seorang yang meninggalkan sejarah keplin - planan .Bung Karno tidak pernah mengajarkan sikap yang kurang bertanggung jawab .Alhasil , sekalipun nasibnya diujung tanduk ,posisinya sebagai orang satu di Tanah Air terancam .Tekanan menghimpit dirinya , Bung Karno tetap komitmen.
Beliau menyempatkan diri untuk memantau perkembangan proyek Patung Dirgantara tadi . Kepada
Bung Karno, dengan nada prihatin , Edhi melaporkan kemandegan proyek tadi . Sekalipun pedestial atau tiang penyangga patung sudah selesai , tapi pekerjaan terancam mandeg , karena pemerintah transisi tidak menggubrisnya .Disisi lain , dalam status tahanan politik , dalam kondisi badan yang makin ringkih digerogoti penyakit ginjalnya , Bung Karno tetap keukeuh atau harus menuntaskan proyek terakhirnya.
Bung Karno, dengan nada prihatin , Edhi melaporkan kemandegan proyek tadi . Sekalipun pedestial atau tiang penyangga patung sudah selesai , tapi pekerjaan terancam mandeg , karena pemerintah transisi tidak menggubrisnya .Disisi lain , dalam status tahanan politik , dalam kondisi badan yang makin ringkih digerogoti penyakit ginjalnya , Bung Karno tetap keukeuh atau harus menuntaskan proyek terakhirnya.
Edhi Sendiri tak sanggup meneruskan pekerjaan itu mengingat dirinya pun sudah dililit utang untuk pekerjaan itu . Maklumlah semua proyek pembuatan monumen yang ia kerjakan atas perintah Bung Karno , tidak menggunakan dokumen perintah resmi negara .Murni soal kepercayaan.
Atas kondisi tersebut , Bung Karno kemudian memanggil Edhi dan memberinya uang 1,7 Juta .Belakangan Edhi tahu , uang itu hasil penjualan mobil pribadi Bung Karno . Dengan uang itu sekalipun belum cukup menutup semua biaya, Edhi langsung menuntaskan pengerjaan Patung Dirgantara .
Alkisah dipagi yang cerah dihari minggu tanggal 21 Juni 1970 , wiw uwiw wiw uwiw suara bunyi ambulance terdengar ketika Edhi sedang berada dipuncak Tugu Dirgantara.Salah seorang pekerja dibawah memberi tahu Edhi , bahwa yang barusan lewat adalah iringa-iringan mobil jenazah Bung Karno , sang penggagas Patung Dirgantara.
Lemas lunglai sedih Edhi mendengar berita itu , ia pun langsung turun dari puncak Tugu Dirgantara , dan menyusul ke Blitar , memberi penghormatan terakhir kepada Putra Sang Fajar.
Belum usai duka berlalu , Edhi bersemangat menuntaskan amanat terakhir Bung Karno,sekalipun pekerjaan itu meninggalkan utang negara dan tidak pernah diresmikan pemerintahan Soeharto . Tugu Dirgantara masih
tegar berdiri , menggelorakan api semangat , mengekpresikan wajah Gatotkaca , wajah perkasa yang menyimpan duka.
tegar berdiri , menggelorakan api semangat , mengekpresikan wajah Gatotkaca , wajah perkasa yang menyimpan duka.
Beberapa cerita tentang misteri acungan tangan Patung Pancoran
- Tugu Pancoran nama aslinya Patung Dirgantara jadi arah utara yang ditunjukan oleh jari tugu pancoran tersebut adalah lokasi Bandara di Jakarta yang dulu ada di Kemayoran Jakarta sebelum di pindahkan ke Cengkareng
- Namun ada juga yang bilang dulu maksud dibangunnya Tugu Pancoran adalah untuk menyatakan bahwa kiblat politik Indonesia adalah ke Rusia arah komunis ???????????
- Konon Patung Pancoran menunjuk sebuah tempat dimana Bung Karno meletakan harta karun kekayaannya yang dipercaya dapat melunasi hutang negara
- Beberapa orang menceritakan bahwa patung ini menghadap ke sebuah Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan jantung peradaban bangsa Indonesia selama di jajah Belanda.
0 Response to "Haru Pilu Kisah Dibalik Pembuatan Tugu Pancoran"
Post a Comment