Takluknya Jagoan Lokajaya (Raden Said)

      Sudah bertahun- tahun Raden Said meninggalkan Kadipaten Tuban .Dalam pengembaraaanya dia sampai disebuah hutan  bernama Jatiwangi . Disana dia terkenal sebagai seorang pemuda sakti yang sering merampok para hartawan dan pedagang kaya .Seperti dulu, harta itu dibagi-bagikannya kepada fakir miskin.
      Orang menyebutnya berandal lokajaya.Pada suatu hari ada seorang berjubah putih lewat dihutan Jatiwangi .Dari kejauhan Raden Said sudah mengincar orang tua itu .Orang tua itu membawa tongkat yang gagangnya tampak terbuat dari emas berkilauan.
      Setelah dekat , Raden Said menghadang langkah orang itu."Hai orang tua , nampak kau tidak buta , dan nampak kau masih kuat berjalan , tapi kenapa kau membawa - bawa tongkat segala?"tanya Raden Said.
       "Anak muda, dengan tongkat ini aku tidak akan tersesat bila berjalan di dalam gelap". kata orang tua  itu
   "Tetapi sekarang masih siang , tanpa tongkat pun kau pasti dapat berjalan dengan baik".bantah Raden Said.
     Orang tua itu memandang Raden Said penuh perhatian , wajahnya menunjukan sifatnya yang welas asih namun pribadinya agung dan berwibawa.
    "Anak muda , tongkat ini adalah pegangan, orang hidup atau berjalan haruslah mempunyai pegangan atau pedoman supaya tidak tersesat". kata lelaki berjubah putih
        "Saya ingin melihat tongkatmu" kata Raden Said 
        " Dari melihat , nanti timbul rasa ingin memiliki , tak baik memiliki kepunyaan orang lain ", kata lelaki berjubah putih 
       Tiba-tiba  , tanpa berkata lagi Raden Said merebut tongkat itu , karena tongkatnya dicabut dengan paksa maka orang itu jatuh tersungkur ketanah. Raden Said mengamati - amati tongkat itu , sungguh aneh , tongkat yang tadinya tampak berkilauan emas itu sekarang berubah jadi kayu biasa.Semetara itu , dengan susah payah lelaki berjubah putih itu berdiri sembari mengeluarkan air mata, orang tua itu menangis, Raden Said pun heran .
      "Jangan menangis orang tua ?"kata Raden Said sembari mengulurkan tongkat yang dipegangnya
" ini tongkatmu kukembalikan"
      "Saya tidak menangis karna tongkat yang kau rebut ," kata lelaki berjubah putih itu ."Tapi saya merasa menyesal dan berdosa, karena saya jatuh dan tersungkur dan tanpa sengaja saya mencabut rumput yang tak berdosa ini "
        "Hanya sebatang rumput, kau merasa berdosa?".Tanya Raden Said
         "Rumput itu sama- sama makhluk Allah . Aku mencabutnya tanpa suatu keperluan .Kalau kau mencabutnya untuk makanan ternak itu tidak mengapa, tapi , bila untuk kesia-siaan itu sungguh berdosa."
         Raden Said tercengang mendengar ucapan yang filosofis itu
         "Mengapa tega berbuat kasar terhadap orang tua ?"
          "Saya menginginkan harta",jawab Raden Said
          "Untuk apa?".tanya Lelaki jubah putih
          "Saya berikan kepada fakir miskin mereka lebih menderita dari pada kita". jawab Raden Said
          "Sungguh mulia niatmu , tapi sayang cara yang kau tempuh salah ", ujar lelaki berjubah putih .
           "Apa maksudmu?"
           "Allah itu baik, suka pada barang baik dan hanya menerima amal dari barang yang baik dan halal,"Jawab lelaki yang berjubah putih .
          Raden Said tercengang mendengar kata-kata seperti itu.
" Jelasnya , Allah tidak menerima sedekah dari barang yang didapatkan secara haram,jadi sia- sia sedekah yang kau berikan dari hasil merampok selama ini , kalau kau inginkan harta , ambillah itu! itu harta halal!" sambung lelaki berjubah putih itu.
         Berkata demikian lelaki berjubah putih itu menunjuk sebuah pohon aren .Seketika pohon aren itu berubah menjadi emas berkilauan,
         Raden Said mengerahkan semua ilmunya .Dia mengira orang itu sedang menggunakan ilmu sihir , kalu orang tua itu menggunakan ilmu sihir , maka dengan mudah dia dapat menangkalnya ,tapi dia kecele ternya orang tua itu tidak menggunakan ilmu sihir, serta merta Raden Said menjublak ditempat berdirinya sendiri . Pohon itu benar-benar telah berubah menjadi emas . Raden Said terpaku ditempat berdiri.Dan kemudian Raden Said mencoba memanjat pohon itu , ingin mengambil beberapa buah nya yang berkilauan . Belum lagi sampai diatas buah yang berujud emas itu kemudian rontok , terjatuh mengenai kepalanya . Raden Said jatuh ke tanah dan tak sadarkan diri.Ketika sadarkan diri buah pohon itu berubah menjadi seperti semula,hanya menjadi buah aren biasa.
         Raden Said celingukan mencari orang tua berjubah putih yang tadi merubah pohon aren jadi emas , tapi orang tua itu sudah tak tampak lagi.Sadarlah Raden Said bahwa orang tua itu adalah seorang sakti mandra guna yang berilmu tinggi, mungkin golongan para ulama besar atau para wali , segera saja Raden Said  segera mengejar orang tua itu mengikuti jejaknya .Dia ingin menjadi muridnya.
           Setelah mengerahkan seuruh tenaganya barulah dia dapat melihat bayangan orang tua itu dari kejauhan . orang tua itu tampak pelan dari kejauhan , tapi Raden Said masih belum dapat mengejarnya.
         Setelah nafasnya hampir habis barulah Raden Said dapat menyusul orang tua ditepi sungai
         "Ada apa kau menyusulku anak muda ?". tanya orang tua itu
        " Sudilah sekiranya menerima saya sebagai murid," ujar Raden Said.
    Orang tua itu yang tak lain adalah Sunan Bonang bersedia menerima Raden Said sebagai muridnya. Tapi Raden Said harus melalui ujian kesetiaan .
    Sunan Bonang menancapkan tongkatnya ditepi sungai , Raden Said diperintahkan untuk menungguinya.
           "Sanggupkah kau menerima syarat ini ?" tanya Sunan Bonang
           " Sanggup kanjeng Sunan,"jawab Raden Said
       Sunan Bonang kemudian meneruskan perjalanannya menuju mesjid Demak .Lagi-lagi Raden Said tercekat karena melihat Sunan Bonang berjalan diatas air bagaikan berjalan didaratan saja.Maka makin mantaplah tekad Raden Said untuk berguru terhadap Sunan Bonang.
       Alkisah , Sunan Bonang terlupa pada Raden Said yang disuruh menunggui tongkatnya ditepi sungai , hal ini berlangsung berbulan-bulan lamanya ,Bahkan ada yang menyebut bertahun-tahun , sesudah teringat maka pergilah Sunan Bonang menemui Raden Said .Dia ingin melihat apakah Raden Said begitu setia menunggui tongkatnya,Sunan Bonang kaget setelah melihat Raden Said ternyata setia menunggui tongkatnya ditepi sungai sambil bersemedi .Menurut sumber lain dikatakan bahwa Raden Said berdoa kepada tuhan agar ditidurkan seperti halnya Tuhan menidurkan tujuh pemuda di Goa Kahfi selama bertahun-tahun.Doa Raden Said dikabulkan , dia tidur selama bertahun-tahun sehingga tubuhnya dirambati akar dan daun-daunan pohon.
       Sunan Bonang membangunkan Raden Said setelah mengeluarkan suara adzan .Cara lainnya tidak dapat membangunkan pemuda itu..Raden Said kemudian dibawa ketempat Sunan Bonang .Diberi pelajaran agama tingkat tinggi sehingga berkat ketekunan Raden Said dia dapat mewarisi seluruh ilmu Sunan Bonang .Karena Raden Said pernah bersemedi atau bertapa atau tertidur ditepi sungai bertahun-tahun maka setelah menjadi wali , dia disebut SUNAN KALIJAGA . kalijaga berarti yang menjaga sungai . Ada yang mengartikan kalijaga sebagai orang yang menjaga aliran kepercayaan masyarakat masa itu,karena Sunan Kalijaga sangat halus dalam berdakwah .Beliau tidak menunjukan sikap anti terhadap kepercayaan masyarakat pada zaman itu , semua aliran didekati dan dipergauli yang kemudian pada akhirnya diarahkan kepada agama islam

          




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Takluknya Jagoan Lokajaya (Raden Said)"