Pada suatu hari , ketika Raden Paku hendak berjalan menuju Pesantren Ampeldenta , dia melewati pekarangan rumah Ki Ageng Bungkul yaitu seorang bangsawan Majapahit di Surabaya .Sewaktu dia lewat dibawah pohon delima tiba-tiba kepalanya kejatuhan pohon delima yang matang.Peristiwa ini kemudian dihaturkan Raden Paku kepada Sunan Ampel sembari memperlihatkan buah delima yang jatuh dikepalanya.
"Itu berarti kau akan diambil mantu oleh Ki Ageng Bungkul "kata Sunan Ampel .
" Kau akan dijodohkan dengan putrinya Ki Ageng Bungkul yang bernama Dewi Wardah "
"Kanjeng Sunan " ujar Raden Paku"Saya tidak mengerti maksud Ki Ageng Bungkul , Bukankah beberapa hari lagi saya akan melangsungkan pernikahan dan akad nikah dengan putri Kanjeng Sunan sendiri?".
"Agaknya ini sudah menjadi takdir Tuhan , kau akan segera mempunyai dua orang istri ,putri Dewi Murtasiah dan putri Ki Ageng Bungkul , Dewi Wardah".
Sunan Ampel kemudian menjelaskan , bahwa Ki Ageng Bungkul telah mengadakan sayembara
"Barang siapa yang dapat mengambil buah pohon delima dipekarangannya maka dia akan diambil mantu,dijodohkan dengan Dewi Wardah .
Sudah banyak orang mencoba mengikuti sayembara itu ,mereka mencoba memanjat pohon delima milik Ki Ageng Bungkul .Tapi tak seorang pun yang dapat memetik buah delima itu.Kebanyakan dari peserta sayembara itu pada jatuh dari pohon dan tak lama kemudian meninggal.
Raden Paku mengangguk-angguk mendengarkan cerita Sunan Ampel.Didalam kisah lain disebutkan bahwa Ki Ageng Bungkul sengaja melemparkan buah delima yang masak ke sungai yang membelah Kota Surabaya (Kali Mas).Kebetulan saat Raden Paku sedang mengambil wudlu , melihat buah delima matang didepannya hanyut begitu saja maka oleh Raden Paku diambil dan dihaturkan kepada Sunan Ampel .
Sementara itu Ki Ageng Bungkul menuruti aliran sungai dan mencari siapa orangnya yang menemukan dan mengambil buah delima itu dari aliran sungai akan dijodohkan dengan Dewi Wardah
.Ternyata Raden Paku lah yang menemukan buah delima tersebut.
Demikianlah , pada akhirnya Raden Paku harus menikah dua kali , yang pertama dengan putri Sunan Ampel bernama Dewi Murtasiah dan kedua kepada putri Ki Ageng Bungkul yang bernama Dewi Wardah.Dua kali pernikahan itu dilangsungkan dalam waktu yang sehari , Nyai Ageng Ternate turut bahagia menyaksikan putra angkatnya melangsungkan pernikahan dengan cara yang unik ,baru kali ini dia menyaksikan dorang menikah dua kali dalam sehari.
Selanjutnya Raden Paku hidup berbahagia dengan kedua istrinys di Gresik , sambil membantu perdagangan ibunya , Raden Paku berjuang menyebarkan islam di daerah Gresik
0 Response to "Menikah Dua Kali Dalam Sehari ( Raden Paku )"
Post a Comment