Pada suatu hari ada seorang penjual rumput datang ke rumahnya umumnya pada saat itu rumput
Esok harinya penjual rumput itu datang lagi , kali ini lebih pagi dan rumputnya tampak segar-segar, Ki Pandanarang heran kepadanya
"Pak Tua , sepagi ini dari mana kau mendapatkan rumput degar ini ?" tanya Ki Pandanarang
"Dari Jabalkat Tuan", jawag penjual rumput
Lagi-lagi Ki Pandanarang heran karena Jabalkat itu adalah tempat yang jauh,setelah harga rumput itu dibayar seperti kemarin , si penjual rumput itu tidak segera beranjak pergi,
"Apalagi yang kau tunggu?" tanya Ki pandanarang
"Hamba minta sedekah Tuan ".
Ki Pandanarang merogoh sakunya ,tanpa menoleh dia lemparkan seketeng uang ke tanah , dihadapan si penjual rumput .
"Hamba tidak meminta sedekah uang , hamba minta bedug berkumandang di Semarang."
Ki Pandanarang melengak mendengar sebuah permintaan dari seorang penjual rumput.Minta bedug itu artinya dia minta mendirikan sebuah mesjid , harus meramai-ramaikan agama islam di Semarang ,"Jangankan menyiarkan agama islam menjalankan shalat lima waktu saja dia sudah enggan.
"Kau Jangan minta yang aneh - aneh Pak Tua ?" kata Ki Pandanarang
"Sudahlah ambillah uang itu dan cepatlah pergi dari sini! "
"Hamba tidak butuh uang, kalau hamba membutuhkan uang ayau harta sekali cangkul hamba sudah dapat mengeruk emas."ujar si penjual rumput itu.
"Huh ! sombong sekali Kisanak , Pak Tua coba kalau kau bisa mengeduk emas dengan sekali cangkul !, untuk apa kau bersusah payah menjual rumput dari Jabalkat kesini? coba buktikan omong besar mu itu , kalau kau bisa melakukannya aku akan berguru kepadamu.Tapi jika kau sengaja hanya mempermainkan Adipati Semarang , jangan salahkan aku akan menjatuhkan hukuman berat kepada kamu !"
Si Penjual rumput menerima cangkul itu dengan sikap tenang , hanya sekali cangkul dan ketika tanah itu ditarik tiba-tiba berubah menjadi emas berkilauan .
Sepasang mata Ki Pandanarang yang doyan harta terbelalak , tak henti-hentinya dia menatap bongkahan tanah yang kini berubah menjadi emas.Lama dia tertegun di tempatnya sehingga tak sadar bahwa lelaki penjual rumput itu sudah meninggalkan halaman rumahnya.
Ki Pandanarang sadar bahwa dia berhadapan dengan seseorang yang berilmu tinggi , maka segera di kejarnya orang itu. Setelah menguras seluruh tenaga nya untuk mengejar Pak Tua penjual rumput itu barulah dapat kesusul.
"Mau apa kau menyusulku ?masih kurangkah bongkah emas itu bagimu "tanya Pak Tua
"Bukan,bukan itu maksud saya , saya hanya ingin berguru kepada Tuan ?"jawab Ki Pandanarang
"Berguru , mau berguru apa ?"
"Saya ingin memperdalam agama islam sehingga nanti dapat membimbing rakyat Kadipaten Semarang untuk memeluk agama islam dengan teguh ,"kata Ki Pandanarang.
"Jadi kau mau memenuhi permintaanku membunyikan bedug di Semarang ?"
"Benar Tuan ".jawab Ki Pandanarang
"Tapi berguru itu syaratnya berat ,maukah kau memenuhi syarat-syaratnya?"
"Saya bersedia "jawab Ki Pandanarang
"Pertama kau harus menjalankan ibadah seumur hidupmu , jangan sampai teledor menjalankan shalat lima waktu , beramal dan bersedekah .Dirikan masjid dan jamaah di Semarang , kedua berikan hartamu kepada orang yang berhak ,karen harta hanya menjadi penhalang bagi cita-cita luhurmu,jangan sekali-kali kau terpikat harta kecuali membutuhkan sekedarnya saja, sekedar untuk bekal ibadah , ketiga orang berguru harus meniggalkan rumahnya, susullah aku ke Gunung Jabalkat".
"Wahai Tuan yang arif , dimanakah Gunuh Jabalkat itu ? Dan siapakah Tuan ini?
"Gunung Jabalkat itu terletak di daerah Tembayat ,dan aku adalah Sunan Kalijaga ".
Mendengar nama besar tersebut itu serta merta Ki Pandanarang menjatuhkan diri dan berlutut, namun ketika mendongkakkan kepala Sunan Kalijaga sudah lenyap dari pandangan matanya.
Ki Pandanarang segera pulang kerumahnya, sejak itu dia berubah , kalau dahulu dia pelit sekarang jadi dermawan ,pembangunan mesjid di Semarang dia sudah dirikan dengan biaya sendiri, bedug yang diminta Sunan Kalijaga sudah dibuatkan dengan kulit sapi dan kayu yang bagus.
Zakat dibayar sebagaiman mestinya , fakir miskin dan orang-orang yang menderita ditolongnya tampa pamrih ,ikhlas karena Allah ,setelah tiba saatnya maka dia bermaksud menyusul Sunan Kalijaga ke Gunung Jabalkat .
"Baiklah"kata Ki Pandanarang " Kau boleh saja ikut ,tapi ingat jangan membawa harta itu larangan guruku , harta itu hanya akan menjadi penghalang saja ."
"Ki Pandanarang kemudian berganti pakaian serba putih ,istrinya juga berbuat serupa , setelah itu keduanya berangkat dengan berjalan kaki , Ki Pandanarang berangkat duluan dengan tongkat biasa, istrinya berjalan dibelakangnya sembari membawa tongkat terbuat dari bambu yang didalamnya diisi dengan emas dan permata. Barangkali pada suatu ketika ada gunanya ,demikian pikir istri Ki Pandanarang.
Ki Pandanarang yang berjalan didepan dicegat tiga orang rampok ,namun karena tidak membawa harta maka perampok itu melepaskannya.Ki Pandanarang meneruskan langkahnya dengan tenang , ketika istrinya lewat dihadapan perampok maka dia digeledah , tongkatnya dirampas , isinya dikeluarkan dan diambil ,tentu saja para rampok itu bersorak sorai karena mendapatkan emas dan permata dalam jumlah yang tidak sedikit.
Istri Ki Pandanarang konon bernama Ambarwati , dia menangis terseu-sedu sembari memanggil - manggil suaminya .
"Kakang mas ..........! Apakah kau sudah lupa pada istrimu ? ini ada tiga orang berbuat salah !"tempat kejadian itu hingga sekarang tempat itu disebut Salatiga
Akhirnya Ambarwati dapat menyusul suaminya , Ki Pandanarang tidak terkejut mendengar penuturan istrinya , karena dia sudah tahu sewaktu berangkat istrinya membawa emas permata.
"Bukankah sudah kubilang bahwa harta hanya akan menjadi penghalang tujuan luhur kita !, Sekarang berjalanlah di muka ",ujar Ki Pandanarang
Ambarwati kemudian berjalan di muka,tidak berapa lama kemudian Ki Pandanarang dicegat seorang perampok bernama Ki Sambangdalan
" Serahkan hartamu atau kau akan ku hajar hingga babak belur !" kata Ki Sambangdalan
"Aku tidak membawa harta kisanak !"Kata Ki Pandanarang
Ki Sambangdalan merebut tongkat Ki Pandanarang karena dia tidak percaya , ternyata tongkat yang direbut itu hanya sebuah tongkat biasa.
"Dimana kau sembunyikan hartanmu !"hardik Ki Sambangdalan
"Aku tidak membawa harta " kata Ki Pandanarang sambil meneruskan berjalan , anehnya Ki Sambangdalan hanya berani menggertak saja , dia tidak berani memukul atau menghajar Ki Pandanarang.
Ki Sambangdalan terus mengikuti kemana Ki Pandanarang pergi sambil terus mengeluarkan ancaman,lama-lama Ki Pandanarang bosan diikutu dari belakang sambil gertak -gertak begitu.
"Kau bengal keras kepala seperti domba !" kata Ki Pandanarang
Seketika kepala Ki Sambangdalan berubah menjadi kepala domba atau kambing ,Tapi lelaki itu tidak menyadarinya , dan terus mengikuti langkah Ki Pandanarang.
Suatu ketika keduanya sampai ditepi sungai , Ki Sambangdalan takut masuk kedalam air .Dan ketika melihat bayangan nya sendiri didalam air jernih dia terkejut sembari berteriak keras .
"Aduh! Tobat! minta ampun ! kenapa kepalaku menjadi domba ?" demikian teriaknya berkali-kali.
"Itu karena kesalahanmu sendiri !"kata Ki Pandanarang
"Kembalikan saya ke wujud semula ," pinta Ki Sambangdalan
Ki Pandanarang tidak menjawab, dan Ki Sambangdalan terus mengikuti kemana pun Ki Pandanarang pergi.Akhirnya tibalah mereka di Gunung Jabalkat untuk menebus dosanya , Ki Sambangdalan harus mengisi jung ( padasan) dengan air dibawah bukit , jung itu tidak tertutup , sehingga bila Ki Sambangdalan sampai diatas bukit Jung itu sudah habis isinya.Tapi demi menebus kesalahannya maka maka pekerjaan itu dilakukan tanpa mengenal putus asa.
Pada suatu hari Sunan Kalijaga tiba di Gunung Jabalkat , ketiga orang itu duduk bersimpuh dihadapan Sunan Kalijaga ,secara ajaib kepala Ki Sambangdalan berubah kembali seperti semula, tiba-tiba jung terisi penuh dengan air tanpa ada yang mengisi.
Ketiga orang itu akhirnya di didik dengan agama islam dan ilmu yang tinggi oleh Sunan Kalijaga,pada akhirnya mereka menjadi orang-orang waskito,bahkan Ki Pandanarang dan Ki Sambangdalan menjadi wali, Ki Pandanarang disebut Sunan Bayat, karena menyiarkan agama islam di daerah Bayat sedangkan Ki Sambangdalan disebut syeh domba , karena kepalanya pernah menjadi domba.
0 Response to "Sunan Bayat dan Ki Sambangdalan Kepalanya Menjadi Domba ( Syeh Domba) serta Asal Usul Salatiga"
Post a Comment